Pastinya diantara kalian sering rancu dengan penerapan ilmu administrasi dan manajemen yang bisa dibilang hampir sama. Maka dari itu, kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang perbedaan kedua bidang ilmu tersebut. Berikut perbedaan dari administrasi dan manajemen yang saya rangkum dari berbagai sumber.
Administrasi sebagai ilmu pengetahuan
(science) baru berkembang sejak akhir abad yang lalu (abad XIX), tetapi
adminitrasi sebagai suatu seni (art) atau administrasi dalam praktek, timbul
bersamaan dengan timbulnya peradaban manusia. Sebagai ilmu pengetahuan, administrasi
merupakan suatu fenomena masyarakat yang baru, karena baru timbul sebagai suatu
cabang dari ilmu-ilmu Sosial, termasuk perkembangannya di Indonesia.
Administrasi sebagai ilmu pengetahuan termasuk kelompok "applied sciences",
karena manfaatnya hanya ada apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya
diterapkan untuk meningkatkan mutu berbagai kehidupan bangsa dan negara. Usman
(2006 :2) menyatakan pengertian administrasi dalam pengertian sempit dan
administrasi dalam pengertian luas. Administrasi dalam pengertian sempit, yaitu
pekerjaan yang berhubungan dengan ketatausahaan, sedangkan administrasi dalam
pengertian luas ialah seni dan ilmu mengelola sumberdaya 7M + 1I (man, money,
material, machines, methods, marketing, and minutes + information) untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Sementara itu pengertian manajemen adalah
sebagai berikut :
1.
Ketatalaksanaan proses
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran tertentu.
2.
Kemampuan atau keterampilan
untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan
orang lain.
3.
Segenap perbuatan
menggerakkan sekelompok orang dan Menggerakkan fasilitas dalam suatu usaha
kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada hakekatnya Administrasi dan Manajemen merupakan dua bidang
yang terpisah dan memiliki fokus penerapan yang berbeda pula pada level
praktek. Kedua hal ini diperlukan dalam mengelola organisasi, termasuk di
bidang bisnis, karena masing-masing menyumbangkan peran tersendiri. Dalam
organisasi bisnis, administrasi adalah fungsi industri yang berkaitan dengan penetapan
kebijakan perusahaan, koordinasi produksi, keuangan dan distribusi, penentuan
arah organisasi dan kontrol tertinggi eksekutif. Singkatnya, administrasi
bertugas menentukan setting bagi perusahaan untuk bergerak maju. Sementara,
manajemen adalah fungsi dari organisasi yang bertugas melaksanakan kebijakan
dalam batas-batas yang ditetapkan administrasi dan menggerakkan sumberdaya
organisasi ke arah tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
bisnis, administrasi adalah mencakup penyelenggaraan operasi-operasi bisnis,
dalam arti membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan besar (major
decision). Oleh karena itu, administrasi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses universal yang mengorganisasikan manusia dan sumberdaya secara efisien,
sedemikian rupa sehingga mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi kepada
sasaran-sasaran dan tujuan bersama. Sebaliknya, manajemen dapat dipandang
adalah bagian (subset) atau perpanjangan tangan dari administrasi, khususnya
berkaitan dengan unsur-unsur teknis dan keseharian di dalam operasi organisasi.
Di sini manajemen dipandang terpisah dari tugas-tugas eksekutif dan strategik
yang merupakan bidang pokok administrasi. Hodgkinson meletakkan administrasi pada level atas (para pengambil
keputusan tertinggi dalam organisasi), sementara manajemen ada pada level
menengah-bawah. Administrasi berorientasi pada tujuan (end-oriented) sementara
manajemen berorientasi pada sarana atau cara (means-oriented). Dia mengutip
pula Herbet A. Simon (1957), yang dalam bukunya Administrative Behavior
mendefinisikan adminsitrasi secara amat simpel sebagai “the art of getting
things done”. Kendati ringkas, namun pengertian ini memadai karena menekankan
administrasi sebagai seni (art), sementara manajemen lebih dekat kepada teknis
(science). Sampai di sini kita bisa menarik sebuah kesimpulan, bahwa
titik-berat ilmu administrasi bisnis adalah memimpin bisnis, dalam arti menetapkan
arah dan mengelola proses organisasi secara makro untuk mendapatkan hasil yang
seoptimal mungkin dari sumberdaya yang ada.
Hodgkinson mengemukakan perbedaan antara Administrasi dan
Manajemen sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Administration
|
Management
|
Art
|
Science
|
Policy
|
Execution
|
Values
|
Facts
|
Upper
|
Lower
|
Echelons
|
Echelons
|
Strategy
|
Tactics
|
Qualitative
|
Quantitative
|
Human
|
Material
|
Reflective
|
Active
|
Generalism
|
Specialism
|
Hodgkinson mendefinisikan
administrasi sebagai: ”those aspects dealing more with the formulation of
purspose, the value-laden issues, and the human component of organizations”.
Administrasi adalah aspek-aspek organisasi yang lebih berurusan dengan
formulasi tujuan, masalah-masalah yang menyangkut nilai, dan komponen manusia
dalam organisasi. Sementara manajemen diartikan, “those aspects wich more
routine, definitive, programmatic, and susceptible to quantitative methods.”
Manajemen adalah aspekaspek organisasi yang lebih rutin, definitif, terprogram,
dan cenderung kepada metode kuantitatif. Pandangan Hodgkinson ini tampaknya
relevan, mengingat lingkungan organisasi dewasa ini menuntut cara pandang yang
lebih luas daripada sekedar masalah efektivitas dan efisiensi sebagaimana
sangat ditekankan oleh manajemen. Organisasi tidak cukup hanya dipandang
sebagai proses internal saja. Analisis stakeholders yang sekarang hampir
merupakan suatu ‘kewajiban’ dalam pengelolaan organisasi, telah membuktikan hal
itu. Organisasi yang hanya memperhatikan aspek internal seolah-olah ditakdirkan
akan mati, atau setidak-tidanya mengalami suatu kemunduran (decline) dibandingkan
posisinya terdahulu. Di sini Hodgkinson meyakini bahwa administrasi-lah yang
terutama bertugas atau bertanggung-jawab terhadap aspek-aspek ekternal itu. Dia
menekankan bahwa administrasi terutama bergerak pada upper level sebagai
penentu arah dan kebijakan organisasi. Ini mempertegas kembali
definisi-definisi yang telah kita kutip di atas.
Jika kita sepakat bahwa: (1) administrasi
bergerak pada upper level dan terutama bersifat kebijakan, dan (2) tugas-tugas
dan fungsi administrator dalam bisnis adalah pada level strategik dan
outward-looking, maka gagasan ini membawa kita pada premis berikutnya: bahwa
“seorang adminsitrator tidak lain adalah seorang pemimpin”. Jika dipahami dari
perspektif pengelolaan bisnis, maka seorang pemimpin dibedakan dari manajer
adalah dari aspek visi dan jiwa entrepreneurship.
Warren Bennis (1989), On Becoming a Leader, menjelaskan perbedaan
manajer dan leader sebagai berikut:
·
Tugas
manajer mengelola, tugas pemimpin melakukan inovasi
·
Manajer
adalah copy, pemimpin adalah orisinal
· Manajer
berfokus sistem dan struktur organisasi; pemimpin berfokus pada unsur manusia (
people )
·
Manajer
menitik-beratkan kontrol; pemimpin menekankan kepercayaan (trust)
· Manajer mengambil sudut pandang jangka pendek,
pemimpin melihat perspektif jangka panjang.
· Manajer
memperhatikan ke dalam dan tugas keseharian (bottom-line), pemimpin melihat
keluar dan mencari visi ( horizon )
·
Manajer
cenderung meniru (imitates), pemimpin membuat hal baru (originates)
·
Manajer
menerima status quo, pemimpin menantang status quo
· Manajer
adalah pelaksana yang baik (classic good soldier), pemimpin adalah pribadi
tersendiri.
· Manajer
memikirkan bagaimana melakukan hal-hal secara benar (does things right), pemimpin
memikirkan mana hal-hal yang benar untuk dilakukan (does right things).